Rabu, 16 Oktober 2013

Tengok dunia sepak bola indonesia saat ini

To the point aja ya. Kaget banget waktu dengar berita bahwa pssi tidak mengakui status professional evan dimas hanya gara- gara klub asalnya (juga) tidak diakui oleh pssi. Come on, saya memang bukan penggemar bola. Tapi seharusnya kalian semakin malu, saya yang berstatus sebagai orang awam saja bisa berpendapat kalau ini kasus bodoh sekali.
Seharusnya lembaga resmi Negara bisa bersikap sesuai dengan statusnya. Mereka (para pemain yang tidak diakui) sudah membuat banyak prestasi bagi Negara ini, bahkan untuk lembaga itu sendiri. Tidak seharusnya mereka menolak para anak bangsa yang telah membawa nama baik Indonesia ini.
Kurang berapa gebrakan lagi agar kaian membuka mata? Sebagai salah satu contoh kasus lain, tengok nama Andik vermansyah yang melejit musim lalu karena berbagai gebrakannya saat bermain bola, tapi siapa sangka saat ini Andik juga terancam tidak mendapat international transfer certificate (ITC) dari pssi, hanya karena kasus yang sama, klub asalnya tidak terakui oleh pssi. Seberapa pentingkah hal itu? Hingga mengorbankan prestasi anak bangsa, bahkan bangsa itu sendiri? Sesungguhnya itu hanya sebuah idealisme. Ada berbagai jalan bagi setiap orang untuk mencapai satu tujuan yang sama, tapi ketika kenyataan bicara hanya ada satu jalan untuk satu tujuan itu, idealisme tidak berguna, begitukah?
Entah, sampai kapan kasus seperti ini akan berhenti? Kapan lembaga- lembaga Negara ini bisa benar- benar mendapat kepercayaan dari rakyatnya jika mereka tidak berusaha untuk dipercaya? Kapan Negara ini bisa tidak diributkan dengan kasus bodoh tidak penting yang akan semakin membuatnya terpuruk?

Sekali lagi saya hanya orang awam, yang hanya bisa berpendapat.

Kamis, 12 September 2013

i'm not an angel



                Aku bukan malaikat, yang tidak pernah memiliki nafsu. Aku bukan malaikat, yang mulia dengan segala hal didalamnya. Aku bukan malaikat, yang memiliki segala kebaikan dalam dirinya. Aku bukan malaikat, yang tidak pernah memiliki rasa benci. Aku bukan malaikat, yang selalu setia mengabdi pada penciptaNya. Aku bukan malaikat, yang selalu ikhlas menjalani takdirNya. Aku bukan malaikat, yang tidak memiliki berbagai macam emosi jiwa. Aku bukan malaikat, yang tidak pernah memiliki rasa egoisme. Aku bukan malaikat, dengan segala sifat mulianya.

                Aku hanya manusia yang diciptakan dengan kesempurnaannya, tapi juga yang tidak dapat menjadikan kesempurnaannya menjadi sempuna.

Selasa, 10 September 2013

Keegoisan duniawi?

                Tadi sore waktu sepulang dari sekolah, saya melihat berita di salah satu stasiun TV swasta, miris sekali ketika saya mendengar berita tentang maraknya perburuan ikan Hiu yang sudah mulai merabah ke Indonesia. Mirisnya, kebanyakan dari sang pelaku melakukan itu hanya untuk mengambil sirip ikan Hiu nya saja. Bahkan, ada yang setelah mengambil atau memotong (lebih tepatnya), Hiu dikembalikan ke laut dalam kondisi tanpa sirip tidak mampu bergerak secara efektif, dan mereka akan tenggelam ke dasar laut dan meninggal karena sesak nafas akibat tekanan air laut dalam yang tinggi, atau dimakan oleh predator lain.
                Perburuan sirip hiu meningkat sepanjang dekade ini karena peningkatan permintaan terhadap sirip hiu. Bahkan diperkirakan perdagangan sirip hiu setiap tahunnya bernilai antara US$540 juta sampai US$1.2 miliar. Sebuah studi juga menyatakan bahwa  setiap tahunnya sekitar 73 juta ikan hiu ditangkap untuk siripnya saja.
                Apa yang sebenarnya mereka lakukan dengan sirip- sirip ikan ini? Hanya untuk dijadikan Sup dalam estoran- restoran mewah? Sungguh ironis, hanya karena keegoisan duniawi? Sadarkah mereka telah menutup kesempatan generasi selanjutnya untuk melihat ikan ini? Lalu, bagaimana jika 25 atau 50 tahun kemudian anak cucu kita hanya bisa bertanya,”seperti apa yang namanya ikan Hiu? Apakah rasa  siripnya enak?”, atau ketika suatu saat ikan Hiu hanya menjadi mitos atau legenda? Ketika anak cucu kita nantinya hanya bisa menceritakan tentang ikan Hiu dan berkembang terus kegenerasi selanjutnya, dan seterusnya seperti itu. Apa yang bisa kita lakukan saat itu? Tidak ada. Sekaranglah kita bisa bertindak, tidak esok hari, bahkan suatu haru nanti. Sekaranglah kita bisa membantu memerangi perburuan liar ini. Sekaranglah kita bisa menolong anak cucu kita esok agar bisa melihat yang namanya ikan Hiu. Cegah anak cucu kita merasa kecewa, cegah kita menjadikan generasi ini sebagai generasi terbodoh karena mengakibatkan kepunahan banyak hewan pada masa periode ini, dan cegah agar ikan Hiu tidak hanya menjadi dongeng legenda 50 tahun lagi. Bukan hanya untuk kita, juga untuk generasi kitaselanjutnya, tapi untuk semua, masa kini, dan masa depan.

Senin, 02 September 2013

follow me on twitter!! https://twitter.com/Bilqislutfi thank you:)

No tittle^^

Entah sejak kapan aku mengaguminu. Entah karena apa aku menyukaimu. Entah bagaimana aku bisa bertahan.
                Aku merasa kamu beda. Kamu misterius, jarang sekali aku melihatmu bicara atau bercanda. Sering aku melihatmu terdiam, bahkan ketika suasana kelas sedang riuh bak pasar kaget. Sering aku melihatmu tertidur saat guru sedang menjelaskan atau mungki mendongeng, atau saat terjadi debat sengit dikelas, bahkan saat aku terlibat didalamnya? Keterlaluan.
                Tapi sesekali kamu mengangkat kepalamu dan bertatapan denganku saat aku tak sengaja melihat ke sekitarmu. Seringkali kamu mengangkat kepalamu saat suaraku mulai bergabung dalam perdebatan pelajaran agama. Seringkali kita bertatapan, tidak jelas siapa yang memulai. Dan seringkali kamu mengangkat kepalamu saat aku berbicara dengan Carla, cewek yang duduk dibelakangku selama belum genap 1bulan di kelas baru ini. Semua terasa masih asing, dan merasa masih asing.
                Aku tau kamu tidak nyaman dengan suasana kelas ini. Aku tau kamu selalu menantikan bel istirahat berbunyi agar cepat menemuai teman- teman lamamu. Tapi ketika dalam kebosanan seperti itu, aku rasa hanya Carla yang bisa membuat kamu bertahan, dia yang bisa membuatmu tertawa dan menjadi dirimu sendiri. Aku tau.

                Teman- temanku bilang kalian dekat karena sudah berteman mulai SD, dan kembali dipertemukan tahun lalu di SMA ini. Iyakah? Tapi kenapa sesakit ini yang kurasakan? Mana yang benar? Tatapan mana yg berarti, tatapan mendalam dan entah apa yang tersirat didalamnya, atau tatapan kebebasan murni?

Minggu, 01 September 2013

"biarkan cinta menemukanmu"

"biarkan cinta menemukanmu"
Adalah quotes dari sebuah novel karya Oktarina Prasetyowati yang berjudul heart block. Entah kenapa, rasanya kalimat itu sederhana, tapi menjadi sangat mengena dihati saya.
                Saya sangat setuju dengan kalimat itu. Untuk apa kita mengejar cinta, jika setiap cinta yang kita kejar juga mengejar cintanya? Lalu apa yang bisa kita lakukan? Menunggu? Tentu tidak. Take it slow, pada suatu saat, cinta akan menemukan kita. Bahkan ketika cinta itu mungkin telah pergi, mari berpikir jika cinta akan selalu pulang.

                Intinya, tidak perlu berlabihan, tapi kita juga tidak harus diam. Jalani hidup kalian. Entah itu mengagumi, menyukai, nge fans, berteman, bahakan mencintai dalam hati. Jalani saja, whats wrong? Toh kita tidak pernah tau rahasia tuhan, siapa yang nantinya akan menemani kita. We’ll never know. So, biarkan cinta menemukanmu.

Sabtu, 27 April 2013

what should i do

what should i do. awalnya mungkin biasa saja, cuman sebatas kekaguman yang wajar kan. tapi lama- lama celah yang kamu buat justru semakin membuat aku jatuh terlalu dalam.knp harus begini?aku mungkin bukan siapa- siapa, atau mungkin keadaan kita selama ini nggak berarti buat kamu, aku tuh cuman orang asing yang mencoba masuk kekehidupanmu. aku nggak tau apa-apa. hubungan apa sih ini?entahlah, cukup sulit untuk dijelaskan. dan nggak semua hal bisa dijelaskan, bukan? aku nggak tau kita sejauhmana, tapi yang aku tau, aku sayang kamu,cukup itu.